Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketujuh
Andai aku ngga
ngeblog, aku ngga akan kepikiran untuk mengajukan perpustakaan desa kepada Pak
Lurah. Why?
Aku memang suka
perpustakaan, aku suka buku dan aku menikmati setiap moment yang aku lakukan di
perpustakaan. Banyak hal dan ilmu yang bisa aku dapatkan dari sana. Beruntung
sih, saat dulu sekolah perpustakaannya lumayan lengkap.
Setelah ngeblog,
aku ingin juga membuat perpustakaan pribadi. Hey, sebenarnya bukan saat ngeblog
juga tapi ketika masih sekolah aku sudah berpikiran seperti itu. Aku mengumpulkan
buku-bukuku ketika sekolah, semua soal-soal tes mau pun ujian masih aku simpan
di kardus. Semua itu rencananya akan aku taruh di perpustakaan pribadiku nanti
setelah menikah.
Semakin sering
beraktivitas di dunia maya dan melihat betapa banyak pemuda yang peduli dengan
anak-anak Indonesia yang kekurangan buku, aku jadi semakin berkeinginan untuk
membuat perpustakaan. Tapi kali ini bukan pribadi tapi umum.
Selain alasan
itu, ada juga alasan lain untuk mengajukan perpustakaan desa. Desa tempatku
kerja yang bukan desa kelahiranku termasuk desa terpencil karena dikelilingin
hutan. Nah, suatu ketika aku mampir di balai desanya dan melihat ada
perpustakaan disana. Selain itu, perpustakaan keliling juga singgah di salah
satu SD desa yang berakridetasi A. Wah, semakin iri saja aku. kenapa desaku
ngga kaya gitu ya?
Akhirnya, dengan
berbagai diskusi yang kuajukan dengan beberapa orang, aku memantapkan hati
untuk mengurus ini kepada Pak Lurah. Sebelum melanjutkan itu semua, aku mencari
artikel-artikel contoh betapa banyak pemuda cinta akan buku dan peduli dengan
anak-anak lain yang kekurangan buku. Sebut saja salah satu kegiatan yang
terkenal itu Blogger Hibah Sejuta Buku.
Satu kali
pertemuan dengan Bu Lurah, ternyata gayung bersambut dengan baik. Yang lebih
kerennya, ternyata dari pihak Pak Lurah telah membuat perpustakaan desa yang
kupikir belum ada. Kondisi perpustakaannya memang belum punya gedung sendiri.
Kata Bu Lurah, Insya Allah tahun ini akan di bangun gedungnya. Intinya sih dari
pihak sana sedang mengumpulkan buku-buku dan persiapan untuk sosialisasi
tentang betapa pentingnya membaca bukan hanya untuk anak-anak tapi untuk semua
orang.
Aku selalu
percaya, setiap perbuatan baik pasti mendapat ridho-Nya. Alhamdulillah,
ternyata aku menang kuis berhadiah buku yang harus disumbangkan kepada taman
baca. Tanggal 22 mei kemarin bukunya sampai dan Insya Allah besok akan
kuserahkan langsung kepada Pak Lurah di balai desa.
Kalau aku ngga
ngeblog, aku ngga yakin aku bisa memikirkan hal seperti ini. Rasanya dulu aku
terlalu egois hanya memikirkan diriku sendiri. Lalu sekarang, kenapa aku ngga
berbagi dengan orang lain? Menularkan kepada banyak orang betapa penting
membaca.
Sekarang ini,
tugasku adalah ikut membantu mencari donatur atau siapa pun yang mau menyumbang
buku untuk perpustakaan desaku. Jika waktuku sudah longgar, aku juga ingin ikut
Bu Lurah mensosialisasikan kepada rakyat desa. Ya, negara yang besar dimulai
dari sesuatu yang kecil dan aku ingin memulainya dariku kemudian desa
kelahiranku. Kalau ngga sekarang, kapan lagi aku memajukan desaku?
Kalau aku ngga
ngeblog, aku mungkin akan menjadi pemuda yang hanya menyusahkan masyarakat,
egois dan tak tahu diri. Saatnya kita berubah untuk menjadi lebih baik, menjadi
manusia kaya arti dan bermanfaat untuk orang lain. Bagaimana dengan dirimu?
Sudahkah kamu berbagi untuk desamu? Apa harus jadi blogger dulu? Tentu saja
ngga. Andainya pun aku bukan blogger, paling ngga aku akan berusaha untuk
menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk desaku :smile .
1 comment
Keren Jiah.. Buku2 seperti apa yg dbutuhkan di desa Jiah?