Aku tak lagi bisa tidur setelah bertemu dengannya. Matanya, bibirnya, rambut hitamnya, semua terlihat begitu manis. Adakah yang lebih indah dari pahatan sempurna yang Tuhan ciptakan? Menurutku, tidak ada. Bahkan saat dia menangis, hatiku bisa luluh dan dia semakin cantik, sempurna tanpa dosa. Telah lama aku tak merasakan getaran ini. Getaran yang membuat jantung terasa berhenti. Mungkinkah aku jatuh cinta?
"Tuan, saya mencintai putri Anda." ungkapku pada ayah gadisku itu.
"Dasar gila! Kamu tahu apa tentang cinta?"
"Tapi Tuan, cinta tak memandang strata, pangkat apalagi usia. Tuan, saya mohon, restuilah saya untuk menyuntingnya."
"Tidak akan! Pergi dari sini. Dasar gila!"
Selalu saja begitu. Terjadi penolakan yang sama setiap kali aku jatuh cinta. Haruskah aku merasakan patah hati untuk kesekian kalinya? Tuhan..., apa salahku? Jika aku menikahinya, aku pun bisa mengganti popok basahnya kemudian memberi susu tiap malam, menjaganya hingga terlelap. Apa itu salah?
“Saya Mendukung Kuiz Kopi Susu – Annisa Reswara”
2 comments
Pedopil. huks
Hehe... Kasihan, cinta tanpa restu nih :D