Aku menyeka keringatku sementara Rivai masih saja berjalan di
depanku dengan semangat 45nya.
“Riv, masih jauh?”
“Masih! Ayo semangat dong, Rev! katanya mau lihat yang bagus?”
Aku mengangguk. Ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan
mendaki puncak gunung. Sebenarnya aku tidak terlalu suka gunung. Aku tidak tahan udara dingin. Tapi Rivai dengan segala kegigihannya
membuatku mengiyakan ajakannya untuk mendaki gunung. Aku menarik napas.
Perjalanan mendaki memang tidak mudah. Pundakku terasa begitu nyeri dengan
beberapa bahan makanan dan perlengkapan lain di dalam ransel yang kubawa.
“Nggak asik ah! nggak semangat gitu!” Rivai cemberut. Aku
tersenyum.
“Udah. Sampai di sini aja ya? aku nggak kuat.”
“Nggak-nggak-nggak kuat, nggak-nggak-nggak kuat, aku nggak kuat
naik gunung-gunung.” kata Rivai bergaya Seven Icon.
Aku terbahak. Baru kali ini aku melihat Rivai dengan gaya unyu
seperti itu.
“Kamu cocok banget deh, Riv.”
“Maksudmu cocok jadi girlband? ah! aku nggak suka!” kata Rivai
melanjutkan jalan sementara aku mengekor di belakangnya.
“Masa nggak suka? lha itu bisa gaya gitu.”
“Aku lebih suka kamu daripada mereka.”
Langkahku terhenti. Rivai juga ikut berhenti.
“Kenapa?”
“Kamu suka aku?”
“Iya. Kenapa? ada yang salah?”
“Tapi, kita…,”
“Aku suka jailin kamu, wek!”
Aku meninjunya, dia tertawa. Dia berlari aku mengejar.
Rivai terus berlari sementara aku mengejarnya sampai kehabisan
nafas.
“Stop! kita istirahat.” kataku.
Rivai memandangi sekitar.
“Rev. Sepertinya kita…,”
“Kita tersesat?”
“Kita sampai, Rev!
puncak gunung!” teriak Rivai histeris.
Aku memandang ke arah
yang Rivai tunjukkan. Benar! puncak gunung. Aku meloncat. Akhirnya aku bisa
naik gunung.
“Reva!”
Aku menoleh ke belakang. Suara yang tidak asing.
“Rendra? Anna, Dito, Mega. Kalian di sini juga?”
“Kami semua di belakangmu.” jawab Rendra pacarku.
“Ehem.” Rivai, saudara tiriku menyenggol lenganku.
Aku tertawa geli. Dia berjalan ke arah Mega, gadis yang diincarnya.
“Reva, mau jadi teman hidupku?” tanya Rendra malu-malu.
Semua bersorak. Pipi Rendra semakin memerah. Aku mengangguk pelan di depannya.
[GIVEAWAY] Cerita Perjalanan
Notes :
Kemarin, aku janji mau buatin FF Qem Por . Taraaaaa :smile
5 comments
wow ceritanya berbeda dgn dugaanku. cerdas cerdas
hadeeh nama yang lamar itu benci akuuu.. >.<
Wiiiiii.
Makasih mbaakkk.
Btw, endingnya aq nggak paham. Susah membayangkan soalnya
Bagus ceritanyaaaaa....
So Sweet..
jadi sengaja ya mau melamar di puncak gunung?