Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Sepatu Kaca Cinderella


Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Cinderella gugup setengah mati memandangi sepatu kacanya yang tinggal sebelah. Tidak mungkin dia menghadiri pesta pernikahan Sahabatnya Sleeping Beauty hanya dengan satu sepatu.


Ibu Perinya sedang ijin sakit, jadi Cinderella akan menghadiri pesta tanpa sihir apapun. Tapi dia ragu, mana mungkin bisa? Yang datang ke sana Puteri dan Pangeran kerajaan terpandang di bumi. Sedang dia? Dia hanya Cinderella, pencinta hujan yang bermimpi menjadi Putri Cahaya Langit.


Cinderella kembali menatap sepatu kacanya. Dia membodohkan diri sendiri yang begitu ceroboh terhadap satu-satunya benda berharga yang dimiliki. Sebulan yang lalu, Cinderella menghandiri pesta kerajaan Zain. Atas bantuan Ibu Peri, Cinderella berubah menjadi Putri Cahaya yang cantik jelita. Raja Zain mengajaknya berdansa. Cinderella begitu senang karena menganggap Raja Zain seperti ayahnya sendiri.


Biasanya, saat ke pesta Cinderella menggunakan sandal jepit yang disihir menjadi sepatu kaca. Malam itu sandal jepit terakhirnya kotor sehingga dia menggunakan sepatu kacanya. Harusnya, Cinderella memakai sepatu itu saat hatinya telah mantap untuk menemukan pangeran impiannya. Naas, ketika jam dua belas malam Cinderella refleks berlari dan meninggalkan sepatu kacanya. Sayang, sampai sebulan ketika undangan pernikahan Sleeping Beauty datang padanya, Sang Pangerang yang dinanti tak kunjung mengembalikan sepatu kacanya. Lalu Cinderella harus bagaimana?


Cinderella menatap dirinya di cermin. Wajahnya tak begitu buruk, dia cantik. Dia masih punya satu gaun sederhana yang masih layak dipakai. Dia juga masih punya sepatu datar yang dibeli dari pasar loak. Cinderella akan datang ke pesta Sleeping Beauty dengan kesederhanaannya.


***


Perasaan gugup masih merajai hati Cinderella saat memasuki kerajaan Sleeping Beauty. Sleeping Beauty begitu cantik dengan sesosok pangeran tampan di sampingnya. Semua putri kerajaan telah hadir termasuk Snow White, Raja Zain dan keluarganya juga di sana. Ya Tuhan! Cinderella ingin berlari karena terlalu malu dengan pakaiannya yang begitu sederhana. Cinderella membalikkan badan mengambil langkah seribu. Sial, langkahnya terhalang seseorang.

“Hai, mau ke mana?” tanya laki-laki itu.

“Aku…,” Cinderella tertunduk, tak tahu harus menjawab apa.

“Pesta baru saja dimulai, kenapa buru-buru? Maukah kau berdansa denganku?”


Cinderella belum sempat menjawab, tapi laki-laki itu segera menariknya ke lantai dansa. Semua orang memandang mereka. Cinderella tentunduk, perasaan senang bercampur malu menjalar di sekujur tubuhnya. Usai berdansa, semua orang bertepuk tangan. Wajah Cinderella semakin memerah. Mereka pun menepi, menjauh dari kerumunan.

“Terimakasih karena sudah menemaniku berdansa.”

“Sama-sama. Bolehkah aku pulang?”

“Pulang?”

“Aku harus belajar. Banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan.”

“Tidak bisa! Kau tidak boleh pulang. Kau harus mendapat peradilan karena mengambil sesuatu tanpa ijin!”

“Aku? Aku tidak mengambil apa-apa.”

“Ikut denganku.”

Cinderella ingin memprotes, tapi terlambat. Laki-laki itu menariknya ke hadapan Raja Zain.

“Ayah, aku yakin gadis ini yang mengambil sesuatu yang berharga dariku.”

“Kamu yakin?” tanya Raja Zain pada putranya. Cinderella menggelengkan kepala. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang mereka maksud.

“Tentu saja. Ibu melihat aku ada di mata gadis ini. Aku juga melihat gadis ini dalam mimpiku. Dia sedang bermain dengan hujan dan pelangi di kerajaan langit. Pakaian yang sederhana, kepribadian yang sederhana, semua sesuai yang ada di mimpiku.”

Laki-laki itu menyunggingkan senyum pada Cinderella. Cinderella menatapnya tak mengerti.

“Tolong hentikan! Aku tidak mengerti apapun yang Raja dan Pengeran bicarakan. Apa yang telah kuambil?” tanya Cinderella.

“Hati kakakku.” bisik Snow White di telinga Cinderella.

Cinderella menutup mulutnya, menatap laki-laki yang mengajaknya berdansa.

“Selesaikan urusan kalian.” kata Raja Zain sambil menepuk pundak putranya.

Mereka pergi, meninggalkan Cinderella dan pangeran itu berdua.

“Jadi bagaimana?” kata pangeran malu-malu.

“Bagaimana apanya?”

“Maukah kau menjadi teman hidupku? Tempat dimana aku bisa menyandarkan bahuku?”

“Aku…, bagaimana dengan sepatu kacaku?”

“Aku meminta jawabanmu, kenapa bertanya tentang sepatu kaca?”

“Sepatu kaca itu yang akan mempertemukanku dengan pangeran. Apa kau menyimpannya?”

“Tentu saja tidak. Aku tidak memakai sepatu kaca.”

“Kalau begitu, aku…,”

“Jangan bilang kau menggantungkan jodohmu pada sepatu kaca jelek itu!”

“Kau!”

“Ketika kau bertemu seseorang dan merasakan kemantapan dalam hatimu, maka ikutilah kata hatimu. Jangan menggantungkan pada sesuatu yang tidak jelas kebenarannya.”

“Bagaimana jika pangeran itu mengembalikan sepatu kacaku?”

“Tidak akan!”

“Bohong!”

“Sandal jepit Hello Kitty, Shaun The Sheep, Angry Bird, Tom and Jerry, Mickey Mouse, dan masih banyak yang lain semua tertata rapi di rak.”

Cinderella tergagap, semua itu sandal jepit yang ditinggalkannya saat pesta.

“Kau menyimpannya?”

“Tentu saja.”

Tawa mereka pun meledak bersama.


Notes :
Deskontruksi Cinderella ngga ngetwis ya kan? :uhuk . Terserahlah, yang penting aku bahagia sangat atas pernikahan Mbak Maya, Putri Cahaya. Selamat menempuh hidup baru ya Mbak. Meskipun aku ngga hadir dipernikahanmu, tapi aku selalu berdoa semoga pernikahanmu sakinah, mawaddah wa rahmah. Tulisan dan cerita geje ini kado dariku. Hanya ini yang bisa aku berikan. Terimakasih karena selalu baik sejak pertama kita kenal di dunia maya akhir tahun 2011.


Setelah Mbak Maya menikah, semoga aku segera menyusul dan kita akan tetap menjadi teman yang baik. Semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu ya? Jepara – Makassar? Hem… Apapun bisa terjadi :smile .
Happy to Marry Mbak Maya - Mas Helmi

8 comments

Himmi ! said...

ini nih cerita yang gak ada matinya !!
suka suka !! bangetttt malah :D

na' said...

manisnyaaa. selamat atas pernikahan, dan aamiin buat jiah ^^. smoga dapet jodoh di MFF *eh :D

kangharis said...

Semoga bisa menikmati kebahagiaan yang indah di saat yang tepat ya. Berdoa terus ;)

hima-rain said...

baguuuuus sekali jiah.
saya suka bagian tulisanmu ini “Ketika kau bertemu seseorang dan merasakan kemantapan dalam hatimu, maka ikutilah kata hatimu. Jangan menggantungkan pada sesuatu yang tidak jelas kebenarannya.”
kereeeen nasehat yang sangat manis hehehe

Dannesya said...

ngahahaha banyak amat sandal jepitnya yg ketinggalan... itu istana apa masjid. hahaha

Lidya Fitrian said...

AKu doakan Jiah juga bisa cepat menyusul

Mugniar said...

Kayaknya duluan Jiah kenalan sama Maya dibandingkan saya kenalan sama MAya padahal sekota hehehe.

Mudah2an cepat menemukan pangeranmu ya Jiah ^__^

sepatu murah said...

bagus gan