Baku tembak terdengar menyakitkan telinga. Anak-anak menangis
mencari orang tuanya yang tak tau di mana. Suara tangis itu akhirnya terhenti
ketika kepala mereka mengeluarkan darah. Semua mata waspada, senjata mereka
juga siap membidik setiap gerakan yang mencurigakan.
Seorang anak menatap nanar ke depan. Dia bersembunyi, napasnya
tersengal-sengal. Dia menahan perih di kaki kanannya akibat luka. Di sampingnya
beberapa tubuh terbujur kaku berlumur darah. Sungguh menyakitkan hatinya. Dia
melihat setiap detik pembantaian yang dilakukan orang luar sukunya.
Aku berlari ingin memeluknya, merasakan betapa aku juga mengalami
kepedihan yang sama. Aku terhenti, senjata mereka mengacung padaku.
“Cuma kucing, bukan manusia.”
Terimakasih Tuhan.
Credit |
Diikutsertakan dalam #FF100Kata
5 comments
Kerennn... :)
wah udah serius baca taunya kucing :D
keren...
hehehe ternyata kucing ya
waaaa keren. Kaget pas diendingnya :)
imut lho gambar kucingnya