Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Prompt #43: Detak Cinta

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


***

Aku memandang Fahri yang mulai berjalan menjauh meninggalkanku. Aku meratap, menangis, kecewa. Dia bilang, dia mencintaiku, memujaku. Tapi kini mengapa dia tega meninggalkanku? Terlebih dengan seorang lelaki yang tersenyum lebar, memelukku dengan erat dan sama sekali tidak aku kenali. Dasar manusia tidak berperasaan!


Aku masih ingat saat pertama kali Fahri menemukanku. Dia terpesona dan langsung mengambilku. Dia memberi perhatian lebih daripada yang lain. Aku terbuai dengan caranya mempertahankanku, menjagaku di kotak kaca. Tapi kini apa? Semua tak ada lagi. Fahri membuangku.


***


Pesta meriah, lampu benderang, rumah ini masih sama meski sudah dua tahun aku terbuang. Aku melihat Fahri berdiri tegak dengan seorang perempuan manis menggamit lengannya. Dia terlihat bahagia, sangat bahagia. Setelah sekian lama, kukira aku merindukannya. Merindu caranya mencintaiku, memujaku. Tapi aku sadar, laki-laki yang tangannya sedang kulingkari ini, dia memberikan cinta yang berbeda.


"Ramon! Long time no see, kau kelihatan lebih bersinar!" goda Fahri

"Kau tahu apa yang membuatku lebih bersinar." balas Ramon sambil melirikku. Aku tersipu malu.

"Ramon, ini Diana istriku. Terakhir kita bertemu, aku belum sempat memperkenalkamu padanya."

Ramon dan Diana saling berjabat tangan dan tersenyum. Sekilas Diana sedikit kaget saat melihatku.

Ramon berpamitan untuk menikmati pesta sekaligus bertemu teman-teman lamanya. Tidak terlalu jauh dari Fahri dan Diana, secara samar aku mendengar percakapan mereka.

"Kau meberikan Moody pada Ramon?" tanya Diana.

"Iya. Dia terlihat lebih bersinar dan Ramon sangat cocok mengenakannya."

"Tapi bukannya itu favoritmu? Sesuatu yang sangat kamu sukai?"

"Ya tentu saja. Sampai saat ini aku masih menyukainya. Tapi Ramon kelihatan begitu terpesona dengan Moody, aku bisa melihat itu. Kau pernah bilang, jika ada seseorang yang begitu menginginkan kepunyaanmu, maka berikanlah. Yakinlah dia akan jauh lebih sayang dan akan merawatnya dengan lebih baik. Aku melihat itu pada Ramon. Dia merawat Moody dengan baik."

"Kalau ada seseorang yang menginginkanku juga, apa kau akan memberikanku pada orang itu?"

"Oh tidak bisa! Kau istriku sekarang. Aku tidak akan pernah membaginya dengan orang lain."

Diana dan Fahri tertawa. Aku tahu, mereka sedang berbahagia.

Apa yang Fahri katakan tentu saja benar. Sekarang aku lebih bahagia bersama Ramon. Ramon mengajakku ke mana pun dia pergi. Tak peduli apa pun yang terjadi, kita selalu bersama. Tidak seperti Fahri yang memujaku tapi justru memenjarakanku dalam kotak kaca. Tubuhku berdetak bersama nadi Ramon. Kami sama-sama berdetak, saling mencintai.


"Hai Ramon! Wow! Jam tanganmu bagus!" seru seseorang.

Ramon melirikku, tersenyum malu.


MFF



Notes:
Saya baru ingat, bertahun-tahun tidak memiliki jam tangan :uhuk . Biasanya lihat jam d HP :smile .

8 comments

Anonymous said...

oh...jadi si 'aku' ini adalah jam tangan. Oh...
:)

aul cooper said...

Hehehe,,, jam tangannya move-on ^_^

Anonymous said...

tapi si jam tangan nggak bisa mutusin untuk move on atau nggak, tergantung yang mau make :)

Anindita Hendra said...

oalah... ternyata jam tangan to :)

Dannesya said...

halah biasanya juga jam dinding dipake arloji :v

Dannesya said...

halah biasanya juga jam dinding dipake arloji :v

Latree said...

dari tadi nebak-nebak. ini apa ya. buku, sepatu, atau apa.

jebul jam tangan :D

Diah Alsa said...

Kereeeenn deh MFF nya ;)