Bismillaahirrahmaanirrahiim....
***
Gadis menggenggam tangannya kuat-kuat. Dia memasang wajah datar seolah apa yang didengarnya bukanlah sesuatu yang penting. Ratna berkoar tentang pesta ulang tahun ke-17 nya. Penyanyi terkenal diundang. Dia juga membangun rumah lilin untuk menyempurnakan pestanya.
"Ini untukmu. Maaf baru ngasih. Jangan lupa nanti malam jam 7 ya!"
Gadis menatap undangan Ratna sambil meraba saku seragamnya. Korek api lusuh miliknya tinggal satu batang.
Tepat jam 7 malam Gadis berdiri di depan rumah Lilin Ratna. Dia sudah meminta banyak hal untuk menyamai Ratna. Sambil memejamkan mata, Gadis menyalakan korek terakhirnya.
Gadis meninggalkan rumah itu dengan senyum lega. Di belakangnya asap mengepul lalu api menyala.
***
Gadis menggenggam tangannya kuat-kuat. Dia memasang wajah datar seolah apa yang didengarnya bukanlah sesuatu yang penting. Ratna berkoar tentang pesta ulang tahun ke-17 nya. Penyanyi terkenal diundang. Dia juga membangun rumah lilin untuk menyempurnakan pestanya.
"Ini untukmu. Maaf baru ngasih. Jangan lupa nanti malam jam 7 ya!"
Gadis menatap undangan Ratna sambil meraba saku seragamnya. Korek api lusuh miliknya tinggal satu batang.
Tepat jam 7 malam Gadis berdiri di depan rumah Lilin Ratna. Dia sudah meminta banyak hal untuk menyamai Ratna. Sambil memejamkan mata, Gadis menyalakan korek terakhirnya.
Gadis meninggalkan rumah itu dengan senyum lega. Di belakangnya asap mengepul lalu api menyala.
7 comments
Keren ceritanya jiah...gak harus cuma bisa berderai air mata aja kayak cerita di dongengnya itu
Aku pura2 gak paham - ben bersambung
Kerennn!!
kedepannya aku juga ada rencana mau bikin FF teratur. doain jadi ya mbak:')
@ mak ade: saya lg pengen memperhalus kesadisan mak hihih
@ mbak susi: halah pake bersambung, emang sinetron?
@ aul : ikut aminin, smangat
oalah gitu toh terakhirnya, setelah baca tiga kali baru ngerti hehehe
Asap dulu baru api? Ga kebalik ya? Hehe