Bismillaahirrahmaanirrahiim....
***
Entah kenapa detak
jantungku terasa begitu cepat. Kurapikan kaos yang kupakai. Kutenteng soft case gitarku dan berjalan menuju
halaman rumah Maya. Secara resmi, ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi
rumah Maya. Kupikir setelah mengantarkannya sampai depan rumah beberapa hari
lalu, aku bisa bertemu ayahnya. Sayang, kata Maya saat itu ayahnya sedang dinas
ke luar kota.
“Ehm!”
Sebuah deheman
mengurungkan niatku untuk menekan bel.
“Maaf, di sini
bukan tempat ngamen!”
Lelaki berkemeja
rapi dan bersepatu licin itu tersenyum kemudian dengan santainya membuka pagar
dan masuk ke dalam rumah Maya. Pacar Maya kah?
Tadinya aku
berharap bisa bernostalgia mengingat pertemuan pertama kami di angkot dulu. Tapi
sekarang aku menyesal sendiri. Kenapa mau apel tapi pakaian gembel? Apa kata
Ayahnya Maya? Dibanding laki-laki tadi jelas penampilanku saat ini tak ada
apa-apanya. Lalu buat apa aku meninggalkan Maya demi sekolah musik?
Mungkin aku bukanlah aku
Yang terlukiskan dimimpimu
Aku mulai memetik
gitarku setulus hati. Aku yakin betul, Maya memiliki perasaan yang sama denganku.
Ini untukmu, May!
Mungkin aku membuatmu jemu
Seiring waktu yang berlalu
Engkau meninggalkan diriku
Menepikan diriku
Kini aku berharap waktu
Membawamu dan kekasihmu
Merasa jemu dengan waktu dan berpisah lalu
Kau datang padaku saatku masih untukmu
Byur!!!
Aku gelagapan
karena baru saja tersiram air.
“Dari tadi berisik
mulu, pergi sana!” ucap seorang wanita paruh baya sambil menenteng ember. Di belakangnya
laki-laki necis tadi berujar, “Saya tadi bilang apa, Mas. Di sini bukan tempat
ngamen!”
Pagar tertutup,
tapi di mana Maya? Siapa mereka?
“Maya! I love you! Love you so much!” teriakku
menggila.
Aku berteriak lagi
sampai-sampai tetangga Maya ke luar rumah.
“Maya!!!”
“Ya, Her!”
Kucari sumber suara Maya, tapi bukan dari dalam rumah melainkan dari belakangku.
“Sori, rumahku
yang itu!” ucapnya meringis sambil menunjuk rumah yang ada di belakang
badannya.
***
"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Kisah Cinta Bunda 3F - #LoveStory"
Notes:
Ini kelanjutan cerita Mbak Maya Siswadi versi saya. Tadinya mau ditulis semua, dari awal pertemuan di angkot sampai kencan gatot. Tapi, kok feelnya nggak dapat?! Jadi saya tulis ini untuk sebuah pertanyaan, kenapa ketemunya dua tahun lagi dan lagi??? Ah, lagu Afgan itu gregetin banget dah!!! BTW, ini pemanasan biar nggak kaget kalau ikut seleksi MFF Idol lagi, hihihi. #HappyBlogging
16 comments
Jiah mah gitu orangnya, hahhaa
Maya kan sudah ngasih tau kalau rumahnya jalan Cempaka. bukan Akasia :p
aku kudu nggawe iki :p
Kalau jiah mah udah jagonya bikin beginian :)
kasian juga sama Mas H, masa disiram air sih Mbak? :(
Ape banget nasib si Her :D
aseg
ini versi cowoknya..
cakep..mau donk dinyanyiin jugak :)
oh ini kah cinta, cinta pada jumpa pertama *lah malah nyanyi
wkwkw, si Her disiraaaam aer :D
Cie cie....
Xixixi, salah rumah jiaaahhhh
nasib salah alamat :V
apes deh.. hahaha
Duh, Mayaaa :)
Hahaha tadi, di awal baca itu dalam hati mau usul, coba ujungnya dibikin si "pengamen" itu salah masuk rumah eh ternyata Jiah memang bikinnya begitu ... keren Jiah .... hahaha
yahh disiram air :D
hahahaha,,,salah alamat disiram air pula... :)
makasih udah ikutan yaa, ditunggu pengfumumannya