Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Sedekah Bumi Klumpit, Batangan, Pati

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Sedekah Bumi Klumpit, Batangan, Pati mengikutinya bukan hal baru bagi saya. Tahun 2014 waktu Azzam, ponakan saya belum lahir, saya juga lihat acara sedekah bumi di sana. Nah kebetulan tahun ini jatuh pada 7 September. Setelah dari acara nikahan sepupu, langsung deh saya cabut ke Pati.


Melewati Patung Dua Kelinci di tengah panasnya Pantura, akhirnya saya sampai di Klumpit dalam waktu 1,5 jam. Ini ukurannya cepet banget karena Kakak ngebut sampai saya enggak bisa melek. Klumpit sendiri masuk kecamatan Batangan, Kabupaten Pati. Secara letak, desa ini lebih dekat ke Rembang daripada ke kota Patinya.


Biasanya sedekah bumi (ulang tahun desa), di pagi hari orang-orang pada ngumpul di Punden, ngasih makanan, sesaji. Katanya sih itu semacam nenek moyang kampung. Bukan bermaksud musyrik, tapi itu kebudayaan orang sana untuk menghormati leluhur. Dan setiap rumah biasanya punya makanan lebih banyak kaya Idul Fitri. Saudara dari kampung lain biasanya berkunjung, dolan, makan, lihat keramaian juga.


Dua tahun lalu, ada dangdutan di acara sedekah bumi. Tahun ini juga ada, tapi saya enggak lihat. Di hari Rabu itu, dari pagi sampai pagi lagi ada ketoprak. Waktu sore diselingi lagu-lagu. Habis Magrib, ada pertunjukkan tari anak-anak desa yang lucu. Ada beberapa tari daerah, tapi yang menghibur tari modern yang enggak jelas itu, hihihi.



Selain semua pertunjukkan itu, ada beberapa permainan dari anak-anak mudanya. Ada sepeda santai anak, panjat pinang, dan juga pukul bantal. Secara keseluruhan, sedekah bumi ini ramai lah. Untuk kenangan, saya sempat Pacaran Sama Mas-Mas, hehehe. Oh iya, saya juga sempat makan makanan khas sana bernama Dumbeg, kenyil-kenyil manis. Ada juga Siwalan, seger deh.

Kurang lebih begitulah suasana Sedekah Bumi Klumpit, Batangan, Pati. Di tempat kalian bagaimana? Share yuk!


Sampai jumpa. Happy blogging!

13 comments

Mas Huda said...

wah asiknya jalan-jalan terus

zaki said...

wah di kampung saya udah jarang acara kayak gini,
acara seren taun aja paling cuma dilakukan di kampung adat.
memang bagusnya orang-orang desa itu dekat dan saling mengenal, kota tak seenak desa kalau bicara kedekatan antar manusia.
oh iya mbak kalau kebetulan lagi cari tips fotografi mampir juga yah ke blog saya
gariswarnafoto[dot]com
terima kasih

Rosalina Susanti said...

sedekah buminya desaku aja blas aku belum pernah menghadiri, haha...

novanovili said...

klo di daerah pulau Jawa emang banyak acara beginian ya.. sedekah bumi.. ngelarung apa gitu kelaut ya.... asyik jadi daya tarik wisata..

Tira Soekardi said...

aku suka sekali dg banyak kearifan lokal yg masih dipertahankan kadang banyak filosofi di dalamnya yg bisa kita pahami

Rani R Tyas said...

Makanan yang bikin kangen kalau pas ada sedekah bumi itu jenang yang dibungkus mirip terompet. Apa ya itu namanya?

Ria Rochma said...

Waa.. rame ya.
Lama ngga liat acara seperti ini. Di sini, kalau acaranya sebesar ini, biasanya cuma beberapa desa aja. Udah mulai jarang

Ira Duniabiza said...

Meriah sekali acaranya mba... apalagi anak seluruh masyarakat desa dilibatkan baik tua dan muda... kalau di Padang biasanya ada acara sukuran kampung juga dengan memotong sapi lalu dimakan ramai-ramai... atau sekadar berdoa setiap menyambut hari baik ataupun kabar baik tentu dengan makan-makan juga...

Wadiyo said...

ada gelaran dangdutnya gak ya, biasa senang menghadirkan grup yang lagi naik daun?
terima kasih

Keke Naima said...

Meriah acaranya. Kalau di tempat saya gak ada perayaan apapun :)

Uniek Kaswarganti said...

Di tempatku sudah nggak ada yg begini Jiah. Kapan2 pengin liat juga donk.

tempat wisata tegal said...

pati itu di daerah tegal ya mbak jiah el jafra, soalnya ke pati belum pernah.

Unknown said...

aku dah lama banget ngak menyaksikan acara rakyat macam ini, kangen kampung halaman