Panjat Batang Pisang

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Agustus masih belum berakhir dan artinya bau-bau kemerdekaan akan tetap ada, iya kan? Siapa yang masih pasang bendera di depan rumah? Siapa yang masih ikutan lomba?

Kalau di kampung saya, dari desa diminta untuk memasang bendera sampai akhir bulan Agustus. Untuk lomba, RT sebelah ada yang mengadakan, banyak pula yang santai tanpa lomba, cuma tahlilan saja di musola.

RT saya sepi, hahaha. Jangan tanya mengapa. Kalau saya urun rembuk, rasanya kurang pas karena saya cuma anak muda biasa.

Minggu siang kemarin di belakang rumah tiba-tiba ramai suara sorak dan tabuhan barang bekas. Saya lihat saja dan ternyata ada beberapa anak kecil yang main tongtek. Sudah habis lebaran ini, ngapain main gituan? Pikir saya. Sampai akhirnya Kakak bilang bahwa mereka mau Panjat Batang Pisang. Lalu saya bayangin monyet bergelantungan, hahaha!

Ada sekitar 6 anak yang bergantian untuk memanjat batang pisang yang posisinya di balik. Di bawahnya tanah yang diberi air sehingga becek. Selain itu, batang pisang dilumuri oli. Di atas bagian yang dipanjat ada makanan ringan dan minuman. Usut punya usut, ternyata makanan itu hasil iuaran mereka sendiri. Jadi ya dimodalin sendiri, dipasang sendiri, dan dipanjat sendiri. Mau ketawa tapi miris, hihihi.

Waktu itu saya nonton dari belakang rumah. Mereka betulan gantian, manjat dua-dua. Teman yang lain nabuh barang bekas. Saya ketawa saja melihat mereka yang kena air bercampur tanah tambah musik seperti melihat topeng monyet saja. Saya nonton sekitar setengah jam dan balik ke rumah. Kakak saya tuh buat rekaman sampai selesai. Di akhir orang yang melihat ngumpulin sedikit uang buat mereka jajan. Ya, hiburan tak seberapa.

Kalau di tempat tinggal kalian ramai apa? Ada panjat batang pisang juga? Bagiin ceritanya yuk!

Sampai jumpa. Happy blogging!