Tak terasa saat ini sudah masuk bulan Rajab. Itu artinya sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan. Sudah punya persiapan apa?
Sepertinya memang baru kemarin puasa Ramadhan, eh sekarang sudah bulan Rajab saja. Persiapan, enggak banyak. Yang pasti, harus membayar hutang puasa di Ramadhan lalu. Alhamdulillahnya saya sudah lunas karena memang hutangnya juga tidak banyak.
Kemarin itu Keponakan saya diminta Guru Diniyyahnya untuk puasa. Awalnya dia bilang 3 hari saja sebagai batas minimal. Saya tanya dong kenapa enggak sekalian 10 hari? Dia jawab, nanti beras Ibunya enggak habis kalau dia puasa terus. Bisa saja tuh Bocah. Dia juga bilang kalau bisa 3 hari, nanti akan dijajanin Bapaknya.
Saya iyain saja sih soal puasa sunah di bulan Rajab ini. Pasalnya dia baru kelas 3 SD dan ada greget buat puasa. Jadilah saya dukung saja dengan cara menemani. Kenapa saya? Soalnya Ibunya sedang menyusui. Dia juga tiap malam tidur sama saya. Jadilah saya sebagai Ibunya yang lain.
Saya masih ingat waktu pertama kali dia belajar puasa sehari penuh di bulan Ramadhan sampai sakit perut nahan lapar. Mana mukanya pucat banget. Akhirnya setelah itu, dia puasa setengah hari. Masuk SD, dia mulai puasa sehari, tapi banyak dramanya. Misalnya, saya yang enggak puasa ketahuan makan. Maka dia akan ngomel.
Di puasa sunah bulan Rajab kali ini, dia lebih santai. Memang sudah niat ya, jadi lihat Ibunya makan di depan dia tuh biasa saja. Kakaknya makan juga biasa, enggak tergoda. Sampai saya bilang, kalau saya enggak puasa, boleh? Dia jawab, tak masalah asal ditemani saat sahur.
Untuk sahur dan berbuka, itu Bocah enggak rewel. Dibeliin beberapa jenis sosis sama Bapaknya dan itu tiap hari dibuat sahur dan berbuka. Kadang ditambah Ayam, Daging, Ikan atau Tempe. Waktu kemarin sosisnya habis, saya gorengin telur dong buat sahur. Eh enggak mau makan. Mintanya tempe goreng sama kecap saja. Untuk berbuka, biasanya dia goreng atau manggang sendiri sosisnya. Sama bikin roti bakar. Ya sesimpel itu.
Jelang 3 hari puasa Rajab, dia bilang mau puasa sampai 10 hari. Walah, ini Bocah bener-bener deh! Dia bilang Teman lainnya juga puasa. Asli kaya tamparan sih buat saya.
Saya lupa waktu SD itu rajin puasa sunah atau tidak. Kalau MTsN atau MAN sih puasa, soalnya buat tirakat gitu kan sebagai anak sekolah yang jauh dari rumah. Dan alasan lain buat bayar hutang karena sudah menstruasi. Ini Keponakan kok ya beda. Bisa semangat gitu.
Dan betulan dia hitung sampai tuntas di 10 hari. Sayangnya saya tumbang di hari terakhir karena datang bulan. Itu saya bilangin ketika selesai dia sahur. Anaknya santai banget bahkan pagi hari dia tanya kenapa saya enggak makan.
Saya tahu tiap anak memang berbeda. Saya menulis ini bukan buat pamer, tapi lebih kepada peringatan buat diri sendiri. Itu Bocah yang belum ada hutang puasa sudah rajin. Bagaimana dengan saya yang dewasa?
Oh iya. Karena dia berhasil puasa dan kebetulan saya ada rezeki, saya beliin dia tas BTS. Anak Army mah bahagia banget dikasih apa saja yang tulisannya BTS. Sama Ibunya dibelikan sandal. Namun saya enggak pernah menjanjikan apa pun. Dia puasa karena mau, bukan untuk dapat hadiah.
Doa saja sih, semoga kita tetap istiqamah menjalankan sunah. Jangan lupa, kewajiban dulu yang ditunaikan. Kalau Kalian sendiri, sudah melaksanakan puasa Rajab belum?
Sampai jumpa. Happy blogging!
No comments