Akhirnya jalan-jalan setelah Lebaran. Ke mana kita? Ke pantai dong! Sebagai anak pesisir, main di pantai memang hal yang biasa. Sebenarnya sesekali kami pergi main, tapi kali ini berbeda karena saya bawa Keponakan batita 18 bulan tanpa Ibu Bapaknya. Kok bisa?
Jadi seminggu lalu, Keponakan saya Sinta ngajak Kakak main ke pantai. Kakak maunya Sabtu, tapi Sinta mau Minggu karena Sabtu masuk sekolah. Sebenarnya saya menawarkan diri untuk pergi di hari Minggu jika Kakak tidak bisa. Akhirnya fix hari Minggu dan dia menginap di rumah Kakak. Rencananya, saya nyusul saja jika memang mau main.
Pagi, bangun dan solat. Masih santai karena kayanya saya batal ikut. Eh Keponakan saya Elsa (Adik Sinta) dititipin di kamar. Langsung spontan mikir, ajakin ke pantai saja sih. Lalu saya bangunin Kakaknya Sinta karena tidak mungkin naik motor ke Pungkruk bawa anak 18 bulan. Eh ternyata dia mau bangun. Sinta pun telepon buat konfirmasi saat mau pergi.
Karena semi dadakan, saya tidak sempat mencari Tips Membawa Bayi ke Pantai. Ini bukan kali pertama Elsa ke pantai. Sebelumnya, orang tuanya ngajakin dia main di pantai Sekembu. Jadi memang tak banyak persiapan.
Menurut MD, seorang dokter anak di Medical University of South Carolina, usia minimal bayi yang boleh dibawa ke pantai adalah 3 bulan. Jadi Elsa sudah cukup banget. Tentu akan jadi PR karena orang tuanya tidak ikut. Anaknya juga masih ASI.
Barang yang saya bawa saat mengajak anak ke pantai, antara lain:
- Popok ganti
- Minyak telon
- Handuk
- Baju renang
- Baju ganti
- Sabun mandi
- Tisu basah dan kering
- Makanan
- Minuman
- Kantong plastik untuk baju basah
Setelah persiapan beres, kami (Saya, Elsa, Kakak Elsa) langsung gas naik motor. Btw, saya pernah cerita soal Pantai Pungkruk, Mororejo, Mlonggo, Jepara di postingan Akhirnya Piknik Juga. Untuk waktu perjalan, saya tidak terlalu memerhatikan. Tidak sampai setengah jam mungkin. Bagian pantai yang kami pilih pun bukan yang ada tempat mainnya, tapi yang dekat sawah. Kami memang lebih suka di sana.
Hari itu yang main ke pantai ternyata banyak. Kami jalan perlahan karena mencari keberadaan Kakak. Setelah ketemu, saya mempersiapkan Elsa untuk main di air. Tadinya saya mau pakaikan baju renang, tapi dia tidak mau. Akhirnya pakai celana dan kaus dalam saja. Pospak yang sudah dipakai semalaman saya copot agar dia bebas bergerak. Kakak sendiri membawa tiga bocah. Sinta, Damar, dan Fatur.
Anak-anak asyik bermain, berenang ala mereka. Saya sendiri menjaga Elsa yang main di pinggir pantai. Kakak dan Keponakan yang besar nyari kerang-kerangan. Di pantai Pungkruk memang banyak kerang kecil. Segar kalau di pindang.
Saya kurang tahu kerang ini namanya apa. Saat saya searching, mirip dengan Fresh Enamel Venus Shell, meretrix lyrata. Jika pernah nonton film pendek Piper, kerang ini seperti yang dimakan burung kecil itu. Mencari ini hanya buat senang-senang. Oh iya, di sela bermain, kami juga sarapan dengan Nasi Kucing yang Kakak beli.
Karena saya lupa bawa mainan, jadi Elsa main seadanya. Dia jalan, duduk, main air, lari kecil, alhamdulillah senang. Yang makin bersyukur lagi, dia enggak ingat Ibunya bahkan saat ditanya untuk pulang, dia tidak mau. Betah banget dia di pantai.
Berangkat jam 6 lebih, jam 8 kurang saya ajak Elsa pulang. Soalnya sudah agak panas. Oh iya, karena tujuan ke pantai ini memang untuk mandi, jadi saya tidak membilas Elsa. Itu anak kemarin kena gatal-gatal. Nah, air laut itu memang berguna untuk mengurangi gatal pada masalah kulit. Lengket enggak sih? Tidak juga. Saya hanya mengelap bagian wajah Elsa dengan tisu agar dia tidak merasa asin. Setelah itu, kami pulang duluan.
Saat sudah santai di rumah, saya perlihatkan foto juga video Elsa dan anak-anak main. Mbak saya nanya, apa pantainya bersih? Apa sampahnya banyak? Karena saat di Sekembu, di lautnya banyak sampah plastik.
Jadi orang pesisir, memang cukup menyenangkan apalagi pantai-pantainya bisa jadi obyek pariwisata. Namun memang jadi PR karena tidak menutup kemungkinan ada berbagai jenis pencemaran lingkungan.
Jujur saat main ke pantai, hampir semua ada sampah plastik yang tertinggal di pinggirnya. Di Pantai Pungkruk pun ada. Beruntung karena airnya masih cukup bersih. Hal ini tidak hanya terjadi di Jepara, tapi di daerah lain juga bahkan ada yang lebih parah. Mulai dari limbah industri, tumpahan minyak, Pestisida dan sebagainya. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan ini?
Kalau saya pribadi, pertama itu bijak menggunakan plastik. Biasanya saya bawa pulang kembali bungkus makanan yang kosong. Lebih baik bawa wadah sendiri. Mungkin ini hanya hal sederhana, tapi jika kita melakukan terus menerus, bersama secara konsisten, saya yakin akan ada hasilnya.
Mungkin begitu saja cerita saya Bermain Di Pantai Pungkruk bersama Keponakan. Karena ada jaminan dia betah meski tanpa Ibu Bapaknya, lain waktu mungkin saya akan bawa dia lagi. Oh iya, jangan lupa untuk memastikan kondisi kesehatan anak sehingga aman jika mereka bermain di luar.
Sampai jumpa. Happy blogging!
16 comments
Waah tante yang baiik. Andai dekat, mau juga dong sesekali nitipin anak2ku main di pantai. Anak bungsuku 12 tahun Jiah, ngurusin dia tidak sulit lagi, dikasih makan saja hihi.
Anak-anak biasanya memang seneng main air. Suka susah diajak pulang. Saya sebetulnya biasa aja dengan suasana laut. Lebih suka ke pegunungan. Tetapi, suka bikin semangat diajak ke pantai karena suka ada penjual seafood yang enak. Kalau di sana kulinerannya gimana?
pantai pungkruk itu dimana mba? keliatan bersih dan nyaman buat anak2 main ya mba
Paling seru ke pantai itu memang bawa anak2 karena mereka gampang selali antusias melihat laut yg luas lalu jerit2 bermain ombak di tepian. Yg penting nggak lama2 biar nggak kembung & dibersihkan setelahnya. Aku pernah tinggal di pesisir utara Jawa . Tantangannya memang banyak industri yg mencemari air.
Ada Mbak kaya warung di sekitar pantai yang bagian wisata
Bermain ke pantai itu ga ada puasnya, berkali-kali pun ke sana tetep ingin karena yang dicari healingnya. Terlebih melihat hamparan luas ombak dan air jernih itu menenangkan. Belum lagi bermain di pasir seru, udah seperti refreshing. Terima kasih sharingnya!
wah seru sekali, pasti anak-anak betah dan akan minta balik lagi untuk liburan di pantai ya :D
Asik banget libur lebaran main ke pantai bersama keponakan tercinta. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mbak Jiah. Mohon maaf lahir dan batin ya.
Membaca keseruan mba Jiah mengawasi ponakan bermain di pantai, saya jadi ingat pantai. Udah lama nggak mantai. Sebagai anak pesisir juga, main ke pantai adalah salah satu vitamin yg mampu bikin bahagia.
Seru banget liburan ke pantai 😍. Anak2 tuh selalu senang main di pantai, karena bisa main air dan Pasir. Aku juga klo ke pantai selalu kumpulin kerang2 kecil untuk hiasan. Tapi sedih ya liat sampah di pantai, bikin jelek pemandangan 😥
Ahaa, meski tanpa persiapan jalan2 ke pantai tuh emang selalu menyenangkan, anak2 bisa main air.
Tapi Jiah suka sedih yaa, kalo lihat pantai yg kotor dan banyak sampah, aku rasanya pengen bebersih kalo lihat (jiwa membabunya meningkat)
Semoga saja masyarakat makin diberikan kesadaran untuk tetep menjaga kebersihan saat berwisata.
Nama pantainya lucu yaaa mba.. Pungkruk ada artinya ngga? btw aku baru aja main ke Cook Islands dan menikmati sekali snorkeling di sana
Sama nih list barang bawaan, walau anak saya tahun ini sudah mau masuk smp :)
Jadi penasaran, kalau di pantai Pangkruk ini, kulinernya apa saja ya? Apa ada yg khas?
Menyenangkan ya jalan-jalan sama ponakan. Serunya gak ilang-ilang apalagi klo usianya udah ABG. Berasa punya teman main yang asik. Eh, sama ponakan kecil juga asik sih
Pantai Pungkruk di mana sih tempatnya?
Aku baru tahu nama pantainya, Mba, duh kudet amat ya aku. itu kerang-kerangnya cantik banget, bisa dibuat gelang apik deh
Sehabis lebaran, saya sudah dua kali main ke pantai, hehe.