Tengah malam di akhir Juni 2022 lalu, Bapak mendapatkan panggilan telepon. Saya tidak tahu persis apa yang dibicarakan, tapi saya bisa berasumsi bahwa itu Kakak. Saya yakin, Mbak Ipar akan segera melahirkan. Saya pun memberikan prakiraan yang mungkin bayi akan keluar di pagi atau siang hari.
Pagi setelah bangun tidur, betulan Ibu Bapak saya tidak ada di rumah. Ketika Mbak saya bertanya, saya iseng bilang kalau mereka lagi nungguin Mbak Ipar melahirkan. Sekitar pukul 7 pagi, pulang dong mereka. Yang bikin kaget, ternyata mereka tidak sendirian melainkan dengan Ibunya Mbak Ipar, Kakak, dan Mbak Ipar sendiri. Bayinya belum keluar, Saudara-saudara!
Sebelumnya, saya sempat menulis pernikahan Kakak di After Party. Setelah jadi pejuang garis dua, di empat tahun pernikahan akhirnya Mbak Ipar hamil. Semua jelas bahagia karena memang itu yang ditunggu-tunggu sejak lama. Program yang dijalani juga macam-macam sampai terlalu banyak kalau dijelaskan satu-satu.
Singkat cerita, memasuki HPL gitulah ya. Waktu Isya, Mbak Ipar sudah mulai banyak muncul rembesan air ketuban. Mereka pun pergi ke Puskesmas Lebak yang jadi tempat pertama sesuai saran bidan. Sayangnya setelah semalaman, tanda-tanda pembukaan persalinan tidak terjadi. Makanya Mbak Ipar dirujuk ke RSUD RA Kartini. Dengan jaket Ibu Hamil, Mbak Ipar dan Kakak berangkat tipis-tipis pakai motor.
Kok berani banget pakai motor? Enggak takut brojol di jalan?
Well, niat mereka sih cuma mau USG dulu untuk cek jumlah volume ketubannya. Jika masih oke, maka mereka akan menunggu sampai terjadi pembukaan secara alami. Namun jika tidak, mau tak mau harus dilahirkan secara caesar demi keselamatan Ibu dan bayi.
Jalan Lahir Tidak Terbuka, Caesar Solusinya
Setelah USG, ternyata volume ketuban sudah sedikit dan Mbak Ipar harus caesar. Ini jadi yang pertama untuknya dan tentu saja di keluarga kami. Mbak-mbak saya semua melahirkan lewat proses pervaginam atau kelahiran normal bahkan ada yang berat bayinya sampai 4 Kg. Namun saya juga menyadari, proses lahir tiap anak itu berbeda. Toh mereka sama-sama berjuang untuk menjadi Ibu.
Jam 2 siang, saya pun lebih dulu ke RS untuk mengecek kondisinya. Tahun lalu masih ada pembatasan kunjungan karena Covid-19, tapi untungnya saya masih bisa masuk meski tidak pakai kartu penjaga pasien. Mungkin karena jam peralihan waktu jenguk dan waktu pulang. Tergantung keberuntungan juga.
Saya tidak tahu persis kondisi Mbak Ipar itu bagaimana. Yang saya pahami, jalan lahirnya sama sekali tidak terbuka, tapi air ketuban terus keluar. Jika memilih dipacu, kondisi tidak memungkinkan karena Mbak Ipar sudah tidak punya tenaga lagi. Setelah mengurus administrasi dan lain-lain, pukul 16.00, Mbak Ipar memasuki ruang operasi.
Metode melahirkan secara caesar ternyata tidak terlalu lama. Setengah jam kemudian bayi lahir. Nah untuk lain-lainnya, baru deh memakan waktu lebih. Alhamdulillah Keponakan lahir dengan selamat tanpa kekurangan sesuatu apa pun. Oh iya, karena berat badannya 2,3 Kg dan dia ada sedikit masalah di pernapasan, akhirnya masuk NICU deh. Kalau tidak salah, setelah seminggu akhirnya itu bayi pulang ke rumah.
Bagaimana kondisi Keponakan sekarang?
Meski lahir dengan bobot yang tidak terlalu besar, alhamdulillah anaknya sehat dan BB makin bertambah. Sekarang juga sudah masuk MPASI, doyan makan banget itu Bocil. Saya belikan bubur dan camilan bayi, selalu habis. Alhamdulillah.
Begitulah cerita Kelahiran Keponakan Secara Caesar. Kapan-kapan, mungkin saya akan cerita saat dia dirawat di NICU. Tunggu nanti kalau sempat, hehehe. Sampai jumpa. Happy blogging!
8 comments
Alhamdulillah, proses lahir keponakan akhirnya berjalan lancar walaupun melalui caesar. Semoga debay dan kakak ipar selalu dalam keadaan sehat.
Beruntung banget di rumah kakak ipar sedia jaket bumil ya, jadi naik motor badan tetap terasa hangat.
Terima kasih sharingnya, Jiah.. Setuju bahwa tidak setiap ibu melahirkan mempunyai kisah yg sama ya..jadi tak perlu dibanding-bandingkan hanya bisa menjadi pelajaran utk semuanya.. Selamat utk keponakan barunya...
Alhamdulilah prose kelahiran keponakannya lancar. Semoga dede bayi dan ibunya sehat selalu. Setiap cerita kelahiran anak memang selalu berbeda, makasih sharingnya
Masyaallah. Deg2an banget pasti ya saat ketuban pecah itu dan divonis caesar. Alhamdulillah semua sudah terlalui.
Alhamdulillah~
Ananda tumbuh sehat dan semakin kuat di usia 6 bulannya. Kebayang perjuangan sang Ibunda ketika bayi yang dinantikan harus dilahirkan melalui sesar. Karena masa pemulihan lahiran sesar ini gak mudah.
Sehat selalu untuk Ibundanya.
Dan semoga ananda tumbuh menjadi anak sholih sholiha.
Aamiin~
memang jika jalan lahir tidak terbuka dan bayinya sudah harus dilahirkan pilihannya tinggal C-section atau operasi caesar ini yaaa
Alhamdulillah ponakannya lahir dengan selamat dan lancar ya. Suka deg2 melihat orang lahiran. Adek2 juga kalau udah dapat kabar akan melahirkan, aku yang panik dan terus2an berdoa agar kelahirannya mudah lancar. Semoga ponakan dan ibunya sehat selalu ya.
Jadi ingat, pas lahiran anak2 terakhir. Pas kontrol rutin di cek air ketuban tinggal dikit dan akhirnya langsung masuk opname untuk induksi.Alhamdulillahga sampai secar Dan bayi lahir sehat