Bismillaahirrahmaanirrahiim....
***
"Ayah, mereka mengejekku! Katanya kakiku jelek, tidak bisa menendang bola dengan benar," adu Pinokio.
Geppeto meninggalkan boneka kayu yang sedang dikerjakannya lalu menghampiri Pinokio. Ditatapnya anak laki-lakinya itu. Matanya memerah seperti menahan tangis.
"Apa mereka memukul hidungmu juga?" tanya Geppeto.
"Tentu saja iya,"
Seketika hidung Pinokio bertambah panjang satu senti.
"Lihat, Yah! Ini pasti terkena infeksi. Hidungku tidak semancung ini!"
Geppeto mengelus kepala Pinokio dengan sayang. Tak tega dengan diskriminasi dan bullying yang dialami anaknya itu.
"Besok ajak teman-temanmu ke rumah. Ayah akan buatkan kaki dan tangan yang bagus agar bisa bermain bola!"
Pinokio ingin bertanya, tapi urung karena Ayahnya kembali sibuk dengan boneka-boneka kayunya.
***
"Ayah, Pino mau main dulu sama teman-teman! Ayo Guys!"
Geppeto melambaikan tangan pada Pinokio dan teman-temannya. Suara langkah kaki mereka kini seirama. Setelah membuat boneka kayu, boneka manusia kayu sepertinya ide yang luar biasa. Pikir Geppeto sambil membersihkan gergaji dan tangan kaki yang berlumur darah.
***
Notes:
Saya buat dekontruksi dongeng lagi. Kadang, orangtua melakukan apa pun agar anaknya bahagia seperti menuruti segala hal yang diinginkan anak. Warning buat saya sendiri sih agar nanti menjadi orangtua yang bijak.
Prompt #84 - Si Pembuat Boneka
Sumber Gambar: http://dongengadalahcerita.blogspot.in/2015/06/dongeng-pinokio-pinocchio.html