Jiah My Id

The Power of Anak Kampung

Powered by Blogger.

Cinta untuk AMJ

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Cinta itu universal. Banyak sekali cara mengungkapkan cinta salah satunya dengan menulis.

Tanggal 14 Februari 2015 lalu, anak-anak AMJ mengungkap rasa cinta ala mereka.

Rindu pada kalimat dalam pembicaraan penulis-penulis Jepara, itu akan terkenang dalam buaian hati. Ini bukan mimpi, tapi jalan menuju singgasana.
Salam rindu di hari valentine
ucapan dan setitik ucapan terucap hanya berkarya
Ahmad Miftahul Ulum

Aku menyukai AMJ walaupun baru pertama kali ikut dan ingin terus ikut. Ada di sini untuk hari sabtu esok dan sabtu-sabtu esok lainnya.
Shely

Awal dari ajakan menjadi menyenangkan
Alfina Nurma Nadya

Saya bingung mau nulis apa. Tapi semoga saja AMJ anggotanya bisa bertambah.
Sinta kumalasari

Ini pertama kali saya mengikuti Akademi Menulis Jepara. Tetapi saya sudah merasa sangat nyaman di sini. Mungkin karena bertambahnya teman.
Adel

Aku berkelana, mencoba mencari jalan yang penuh makna
Hingga kutemukan jalan itu...
Tidak tahu rasanya, entah apa menariknya
Hanya satu
Aku "nyaman" ...
#AMJ
Wahyu Krisnawati

Semoga dapat menjadi ispirasi serta wadah bagi penulis atau tulisan khususnya di Jepara, mengingat masih minimnya pengetahuan atau info tentang kumpulan seperti ini. Selalu semangat berekspresi lewat tulisan buat teman-teman AMJ.
Rita Setia

Berawal dari ketidak sengajaan
Menjadi rutinitas di hari sabtu bersama AMJ
Vena

Hanya beberapa kata yang bisa aku katakan
Mungkin hanya sebuah kata berarti sempit
Aku ingin AMJ selalu menjadi yang terbaik
dan beranggotakan orang yang solid
Nana Nadia Sofiarani

Apa yang saya pikirkan?
Apa yang saya pikirkan benar
Putri Pratiwi

Satu, dua, tiga
Selangkah dua langkah
Bersama asa yang terkembang
Senantiasa bersama kasih dan cinta
untuk AMJ Jepara...
Innocento Dyah Nurmala

Tulis saja! Apa yang ingin kamu tulis.
Rizqi Farid Maulana

Awal aku tersesat
Tapi bukan di jalan
Di sebuah organisasi
AMJ itu organisasinya
Satu, dua, hingga tiga hari
Aku mengikuti dan merasakan
Semakin lama kuberkelana
Semakin kucinta akan AMJ
Tersesat dan kucinta
Itulah ungkapanku
Khaiziz Sa'diyah

Menulislah jika kamu ingin abadi
Menulislah jika kamu ingin dikenal dunia
Menulislah jika kamu ingin mengenal dunia
Sinna Sa'idah Az-Zahra

Ada cinta yang terselip
Ada rindu yang membekas
Sinar harapan berkelip
AMJ kau tak ingin kulepas
Jiah

Selamat mengungkapkan cinta :luph

 
 
 
 
 
Foto by: Sinna

Akademi Menulis Jepara

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Akademi Menulis Jepara atau AMJ merupakan komunitas belajar, wadah bagi penulis, calon penulis di kota Jepara Jawa Tengah. AMJ terbentuk dari usul Mbak Rossa kemudian didiskusikan dengan Mbak Ella Sofa, Mas Kartika Catur dan Mas Adi Zam Zam.

Akhirnya pada 10 Januari 2015 bertempat di Perpustakaan Kabupaten Jepara AMJ diresmikan. Sayang, ketika itu saya masih belum tahu infonya :smile. Setelah itu barulah Mbak Rossa colek-colek saya karena dia pikir saya sudah tahu. Di minggu kedua, akhirnya saya ikut.

Kelas AMJ diadakan setiap sabtu pukul 14.00 hingga 16.00 di perpustakaan Kab. Jepara. Materi yang diajarkan seputar dunia menulis dan juga sharing-sharing santai. Pematerinya ada Mas Catur, Mbak Ella, Mas Adi, Mas Syaiful dan masih banyak lagi penulis, wartawan, sastrawan Jepara dan saya baru kenal mereka :jiah.

Bagi saya sendiri, dengan adanya AMJ membuat saya mengenal banyak penulis Jepara. Kita bisa saling berbagi banyak hal karena kelas AMJ terbuka untuk umum, mulai dari anak SD sampai mahasiswa pun ada.

Nah! Kalian mau bergabung dengan kami? Hayuk datang ke perpustakaan Jepara tiap hari sabtu. Jangan lupa ya :smile. Sampai jumpa :hai.

Review: Smooth-Talking Stranger (Kejutan Cinta) by Lisa Kleypas

Smooth-Talking Stranger (Kejutan Cinta) by Lisa Kleypas
Terbitan: St, Martin's Press, New York
Hal: 424 hal
ISBN: 978-602-8723-09-1
Penerjemah: Sylfentri
Penyunting: Jantje
Terjemahan Bahasa Indonesia 2010 Dastan Books


Novel ini merupakan seri ke-3 dari Travis. Karena saya tidak punya banyak novel terjemahan, jadi saya pilih novel ini buat direview.

Ella Varner, kolumnis yang terkenal dengan Miss Independent mempunyai keyakinan bahwa dia punya semua jawaban atas masalah hidup. Apa jadinya kalau Tara adiknya pergi dan meninggalakan seorang bayi pada ibunya yang tak pintar mengurus anak?

Ella yang tak suka anak-anak membawa Luke, anak Tara. Ella melacak ayah Luke. Sialnya kemungkinan ayahnya adalah Jack Travis, miliarder real-estate Texas, playboy yang suka banyak wanita dan tidak suka berkomitmen.

Apa jadinya kalau Ella minta pertanggungjawaban atas Luke? Apa benar Jack adalah ayahnya? Dan Jack, dipertemuan pertamanya dengan Ella telah terpesona dengan kecerdasan gadis itu. Bagaimana dengan Ella? Apakah Ella akan berpaling dari Dane -pacarnya- ke playboy Jack? Bagaimana denga Tara?

Saya suka novel ini. Alur dan konfliknya bagus. Tentang pencarian cinta. Sering kali kita tidak sadar bahwa orang yang kita cintai adalah orang yang paling menyebalkan dalam hidup kita. Saya suka prosesnya, lembut, manis, menegangkan namun romantis. Saya suka saat mereka berdebat dan menyampaikan argumen dan cara pandang mereka dalam berbagai hal.

Bahkan, hanya dengan perdebatan kita merasa begitu bahagia.

Saya suka keluarga Travis yang terbuka dengan orang baru. Walaupun kaya raya, keluarga mereka tidak drama, yang ribet dengan siapa yang pantas dan tidak.

Sedikit kurang sreg sama si Dane. Datar banget perasaannya. Apa orang bule memang biasa kalau pacarnya 'ada main' dengan orang lain? Entahlah.

Secara keseluruhan, saya suka novel ini. Oh iya, cukupin umur dulu ya kalau mau baca :Smile.

Dan kurasa aku tahu apa rahasianya pernikahan yang lama dan bahagia... Pilih saja orang yang kau tidak bisa hidup tanpanya. -406

Banner Reading Campaign Komunitas Twiverrs
Reading Campaign

Nulis Cakap, Job Review Kudapat

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Tidak bisa dipungkiri menulis di blog membawa dampak positif bagi saya. Dengan menulis otak saya dipaksa untuk berfikir sehingga terasah. Walaupun begitu saya sangat menikmatinya. Dari menulis, saya juga mendapat pundi-pundi hadiah #Dulu. Dari sanalah akhirnya job review datang.

Pertama kali mendapat job review itu ditawarin teman. Ditanyain berapa page rank blog Sisi Lain. Setelah e-mailan dengan pihak yang memberi job tentang syarat dan ketentuan apa yang harus saya kerjakan, akhirnya saya menulis job review untuk yang pertama kali.

Post job review pun terbit. Setelah itu saya laporan via e-mail link postingan yang saya buat. Beberapa waktu setelah postingan saya diteliti, akhirnya fee pun datang.

Dari pihak pemberi job tadinya mau bayar via paypall. Berhubung saya belum punya, akhirnya fee ditransfer lewat rekening. Dasar sayanya ndeso karena baru punya rekening, dapat transferan itu We O We wow banget. Lumayanlah buat beli kebutuhan keluarga sama perlengkapan rumah tangga.

Saya sadar ternyata mendapat job review itu enak. Sama enaknya kalau dapat hadiah buku-buku de el el :uhuk. Mulailah saya meningkatkat tulisan dan tentunya tebar link supaya page rank saya naik. Iseng lagi saya sengaja cari job review. Dapat? Alhamdulillah hehe :smile.

Saya tahu, dibandingkan blog lain dari segi tulisan, page rank maupun alexa rank, Sisi Lain belum ada apa-apanya. Tapi ketika blog kita berhasil dapat job, saya rasa itu adalah sesuatu yang keren. Kenapa keren?

Yang namanya orang memberi pekerjaan, tentunya melihat siapa yang akan mengerjakan. Masa sih? Iya dong :uhuk. Hal yang perlu kita perhatikan supaya bisa dapat job review antara lain:

1. Blog yang punya ranking dan alexa rank mumpuni.

Tidak semua blog bisa mendapat job. Job diberikan kalau blog kita punya ranking atau paling tidak blog kita populer. Masa iya blog sepi komentar dan jarang blogwalking isi satu postingan di kasih job? Tidak mungkin kan? Ingat tujuan job review itu membuat web/apapun yang kita review terkenal. Cara meningkatkan rank antara lain: blogwalking, tebar link, sering posting dan share tulisan. Coba deh tanya Suhu Google!

2. Bisa mengolah kata dengan baik.

Untuk pengolahan kata, selain bakat dalam menulis kita juga harus sering menulis. Dengan banyak menulis, mau tidak mau kita juga belajar bagaimana merangkai kata yang baik dan bisa dipahami orang lain. Kalau kita sudah bisa seperti itu, orang tidak akan malas membaca karena tertarik dengan apa yang kita sampaikan. Coba bayangkan kalau kita menggunakan bahasa alay? Bahasa Vickynisasi yang entah artinya apa. Siapa coba yang akan tertarik?

3. Siapa cepat dia dapat.

Page rank oke, bahasa oke, apa lagi?

Setahu saya, untuk dapat job review kita juga butuh yang namanya kecepatan. Kita harus sadar diri bahwa blog keren itu banyak sekali. Kalau kita tidak cepat, bye bye job review.

4. Faktor keberuntungan.

Kamu sudah memenuhi 3 faktor di atas dan masih belum dapat job? Tenang, kamu mungkin masih punya keberuntungan. Tetap semangat menulis walaupun tidak mendapatkan uang. Siapa tahu tiba-tiba ada e-mail memberi tawaran job. Saya pernah? Iyes :smile.

Saya pernah mendapat job review dari e-mail pengelola salah satu toko online yang terkenal di Indonesia. Hadiahnya bukan uang, tapi voucher belanja. Rejeki, siapa sih yang mau nolak? Dari voucher tersebut saya belikan sepatu. Gaya sedikit lah soalnya biasa beli di pasar :uhuk.


Bagi saya, walaupun fee job review yang saya terima tidak banyak, saya tentu saja sangat bersyukur. Tandanya, apa yang saya tulis itu bermanfaat dan bisa menghasilkan sesuatu. Bangga tidak? Tentu saja.

Jadi, sudah pernahkah kamu mengerjakan job review? Mau job review? Tingkatkah tulisanmu! :smile :bye
"Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog "Blogger dan Job Review" oleh Petrus Andre yang didukung oleh Ajeng Angelina dan Elisa Fariesta."

Review: Ketika Cinta Bertasbih

Bismillaahirrahmaanirrahiim....


Mengikuti Reading Challenge MFF 2015 Edisi Februari, saya akan mereview Ketika Cinta Bertasbih versi saya. Kenapa saya pilih novel ini? Karena butuh waktu dan tangisan untuk bisa menuntaskan novel ini #DuhBahasanya.


KCB mulai booming ketika Habiburrohman penulisnya mengadakan audisi pemain untuk film tersebut. Seperti ayat-ayat cinta, saya juga kepo ingin sekali membaca novel itu. Ketika novel itu muncul di perpus sekolah, saya sudah daftar sebagai peminjam. Sayang, novelnya bergilir dari tangan ke tangan :hiks :hwa.


Akhirnya, kenaikan kelas XII saya bisa baca novel seri 1. Seri 2 nya minjam teman itu juga sudah akhir semester 1 di kelas XII. Ngenes banget nggak sih? Kalau film, nunggu gratisan hehe. Jepara mana ada bioskop?


Gambar dari diary jaman MAN :uhuk
KCB menceritakan tentang perjuangan mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang melanjutkan studynya di Al Azhar. Yang menjadi sorotan jelas Khoirul Azzam, mahasiswa yang 9 tahun di Al Azhar, belum S1 dan berjualan tempe untuk kehidupannya dan keluarga. Selain berjualan tempe, Azzam juga pernah menjadi juru masak saat ulang Tahun Eliana anak Pak Dubes.

Azzam ini anak yang baik hati, rajin ngaji. Terbukti si Azzam ini rela menolong Ana dan temannya mahasiswi Indonesia yang waktu itu mengalami insiden di jalan. Kalau azzam baik hati, beda dengan Furqon. Furqon baik, anak orang kaya dan sedang mengerjakan tesis. Sayang, dia ini boros. Walaupun bersahabat, sifat mereka beda.


Hal inilah yang menjadi sorotan besar ketika Azzam ingin menghitbah Ana yang bahkan belum pernah dia lihat. Berbeda dengan Furqon yang karena pendidikannya dianggap lebih mumpuni untuk Ana yang juga sedang mengerjakan tesisnya.


Azzam akhirnya ihlas sekaligus memperbaiki diri. Dia pun lulus S1 dan pulang ke Indonesia. Apa semuanya selesai? Tentu saja tidak. Justru konflik yang sebenarnya baru dimulai. Azzam yang sopir, pengangguran setelah tamat dari Al Azhar sampai pertanyaan, kapan menikah pun ada.

Alurnya novel ini maju, gampang dicerna. Untuk film versus novel, walaupun butuh waktu lama, saya lebih suka novelnya. Puisinya saya suka. Ketika membaca, saya selalu penasaran dan ingin segera menuntaskan novelnya.

Filnya, hem..., saya sadar bahwa bahasa dalam novel beda dengan bahasa visual. Dalam akting kan harus berekspresi supaya kelihatan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Tidak ada yang sempurna begitu juga dengan film ini. Menurut saya, ekspresi Husna, adik Azzam ketika bertemu di bandara itu lucu, kurang gimana gitu. Waktu membaca puisi juga. Adegan di mesir, adegan Furqon di hotel itu yang saya kurang suka. Oh iya. Di situ juga ada Sarah adiknya Azzam yang dari awal akting tidak pernah ngomong sama sekali. Kaya patung saja hehe :Uhuk.

Dalam film, jelas kita dimanjakan dengan pemandang kota mesir, lebih real beda ketika bengong baca di novel. Bakso cintanya juga lucu. Pertanyaannya, beneran ada yang jual?

Endingnya, akhirnya Azzam nikah :hepi di novelnya. Kalau film ada tambahan di mana Azzam jalan-jalan sama istri dan adik-adiknya. Menurut saya sudah oke, mau ditambahin apa lagi coba?

Novel dan filmnya mengajarkan perjuangan hidup dan semangat menuntut ilmu. Semangat entrepreneurnya si Azzam dengan bakso cintanya. Kata Bu e-nya Azzam, walaupun sibuk kerja, ngajinya jangan lupa. Pun saat kita mencari pasangan hidup, kita harus bisa jadi yang terbaik maka kita akan dapat yang terbaik juga.

Kalau boleh rating 1-5, novelnya dan filmnya 4 lah. Bagaimana menurut kalian?


Sekian review dari saya. See you again :hai

Source
Source
Novel:
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit: Repubilka-Basmala
Tahun Pertama terbit: 2007
Jumlah Halaman: 477

Film:
Sutradara Chaerul Umam
Produser Mitzy Christina Cindy Christina
Penulis Cerita:
Habiburrahman El Shirazy
Tanggal rilis 1 Jumat, 19 Juni 2009
Tanggal rilis 2 Jumat, 18 September 2009