Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Bulan April menjadi bulan yang membahagiakan bagi kami warga Jepara. Tanggal 10 April, Jepara ulang tahun. Selamat ulang tahun, Jepara. Selain itu, 21 April merupakan kelahiran R.A. Kartini yang menjadi Pahlawan Nasional sekaligus Putri Jepara.
Jepara ramai di Bulan April. Iya, betul. Pesta yang diadakan dari tanggal 10 sampai 21 April bertempat di Alun-alun Jepara. Banyak sekali acara yang diselenggarakan. Ada Pengajian Akbar, Sunatan Massal, berbagai jenis lomba dan pameran, Karnaval, Wayang, Ludruk dan masih banyak lagi. Inikah Pesta Rakyat Jepara?
Saya hidup dan tinggal di Jepara selama 20 tahun lebih. Jaman sekolah dulu, saya tidak tahu kapan Jepara ulang tahun. Di sini, sebenarnya siapa yang salah? Saya yang miskin informasi atau saya yang tidak peduli?
Saya sedang #BeraniLebih untuk menyuarakan apa yang ada di dalam hati saya. Saya miris dengan apa yang saya alami. Kenapa saya terlambat tahu ulang tahun kota saya?
Ketika semua orang merayakan Hari Kartini dengan upacara atau berdandan kebaya, kenapa Pesta Rakyat Jepara tidak bisa seperti itu? Kenapa masih banyak rakyat yang tidak tahu ulang tahun Jepara?
Pesta Rakyat adalah pesta yang merakyat, yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Bertahun-tahun, Pesta Jepara perpusat di Kantor Kabupaten, Alun-alun Jepara. Bagaimana dengan Rakyat Jepara yang tinggal di daerah pegunungan? Bagaimana dengan mereka yang setiap hari kerja pagi pulang malam? Bagaimana cara mereka ikut menikmati Pesta Rakyat yang kabarnya menghabiskan dana ratusan juta? Apa Pemerintah Jepara pernah berpikir sampai ke sana?
Pesta Rakyat yang selama ini diadakan hanya untuk mereka yang punya. Punya uang untuk beli bensin atau naik bus dan angkot dan pergi ke Alun-alun. Punya uang agar bisa membeli apa yang dipamerkan. Punya waktu untuk bisa menikmati apa yang disajikan dalam pameran lebih dari sepuluh hari tersebut.
Mereka yang tidak sempat ke pusat kota tidak akan tahu acara Pesta Rakyat ini. Contoh saya yang dulu sekolah di daerah Bawu Jepara, tinggal di sana. Kalau pun pulang, dijemput naik motor dan tidak lewat kota. Di sekolah pun sama sekali tidak ada "Woro-woro" tentang ulang tahun Jepara. Ya mungkin anak sekolah yang tahu adalah mereka yang sekolahnya di kota, melewati Alun-alun Jepara.
Sebagai warga Jepara, saya tidak ingin muluk-muluk. Saya mau Pesta Rakyat ini bisa dinikmati oleh seluruh warga. Kalau 16 Agustus, semua rumah memasang bendera demi memperingati kemerdekaan, kenapa warga Jepara saat ulang tahun tidak bisa melakukan hal yang sama? Ini adalah contoh simple dan semua warga bisa menunjukkan rasa cintanya.
Saya berharap mungkin tahun depan atau kapan Pesta Rakyat Jepara bisa diadakan dengan sesuatu yang berbeda. Uang sumbangan pesta bisa dialokasikan untuk Pasar Sembako Murah di tiap desa misalnya. Sehingga semua tahu, acara ini demi memperingati ulang tahun kota tercinta.
Saya, hanya segelintir rakyat yang ingin sebuah pembaharuan, sesuatu yang berbeda. Saya ingin #BeraniLebih berpendapat, terutama untuk kota Jepara tercinta.
@jiahjava
Jiah Al Jafara
#BeraniLebih